Thursday 30 June 2016

Kutukan Mermaid (Chapter 2)




Chapter 2 : Antonio dan Nixie

"Kenapa ini terjadi! Apa ini hanya mimpi" aku mencubit kedua pipiku dengan kuat dan ternyata "Aauuuww.." Kenyataannya menyadarkanku. "Tidak.. Ini tidak mungkin terjadi.. Mommy.. Daddy.."aku pun berteriak sekencang-kencangnya.
Aku mendengar beberapa langkah kaki sudah hampir memasuki kamar ini. "ahh tidak boleh.. Tidak boleh ada yang melihatku seperti ini!" Aku pun tersadar akan sesuatu. Saat ada yang ingin masuk dan membuka pintu kamar. "STOP!! Jangan ada yang berani masuk!" Teriakku.
"Tuan puteri.. Ini saya pelayan anda Dorothy. Apa boleh saya masuk" ucap seseorang dari balik pintu.
"Tidak.. Tidak ada yang boleh masuk!! Panggil mommy dan daddy sekarang! Aku ingin bertemu dengan mereka.!" Teriakku histeris setengah terisak-isak.
"Apa saya boleh menemani anda didalam sambil menunggu Raja dan Ratu datang" ucap Dorothy kembali.
"TIDAK.. TIDAK ADA YANG BOLEH MASUK KECUALI ORANGTUAKU.." Bentakku keras berharap dia tidak menerobos masuk.
Beberapa menit aku menunggu mommy dan daddy belum juga datang. Aku frustasi melihat yang terjadi dengan tubuhku. Aku bersisik! Seperti ikan. Aku pukul-pukul kakiku histeris tapi tak berubah menjadi apa pun.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu "putriku Maylin, apa mommy dan daddy boleh masuk" ucap seseorang penuh kekhawatiran dari luar kamarku.
Aku dengan cepat menutup kembali kakiku dengan selimut. Dan mengizinkan mereka untuk masuk. "Mommy.. Daddy.. Masuklah" jawabku pasrah
Aku mendengar pintu kamar ku dibuka dan suara langkah yang cepat menghampiriku yang masih berbaring di dalam kelambu ranjang tidurku.
"ohh putriku Maylin kenapa kau berteriak-teriak tengah malam seperti ini. Apa yang terjadi" ujar ibunda Ratu sambil berlari memelukku.
Aku masih terisak tidak tahu harus memulainya darimana. "Mom-my"
Ibunda Ratu melepas pelukannya dan memandang wajah ku dengan penuh kasih sayang. Dia mengusap rambutku lembut. Seakan tersadar sesuatu diapun menjerit setengah berteriak "ada apa dengan rambutmu?" Ucapnya panik
Ayahanda Raja yang mendengar pertanyaan ibuku pun mulai mendekati kami dan melihat rambutku yang sudah berubah menjadi warna hijaupun bertanya penasaran "Maylin apa yang terjadi"
Aku hanya menggeleng pelan, "Aku tidak tahu mommy, daddy.. Apa yang terjadi padaku kenapa aku berubah seperti ini" jawabku terisak ketakutan.
"Berubah.. Apa yang berubah" tanya Raja hati-hati penuh kecemasan.
"A-aku berubah se-seperti i-kan daddy" jawabku terbata-bata sambil menutup muka ku dengan kedua tanganku.
Tanpa penjelasan lengkap ayahku menarik selimut yang menutupi kakiku. Wajahnya sungguh sangat syok melihat keadaanku. Ibuku menjerit dan memelukku dengan erat. Ia pun menangis melihat keadaanku. Yang terdengar sekarang hanya tangisan aku dan ibuku.
Kulihat ayah terduduk lemas di samping ranjangku. "Kutukan itu terjadi" gumam beliau dengan frustasi.
"ku-kutukan! Kutukan apa daddy.." Tatapku heran melihat ke dirinya.
"Kutukan Mermaid" jawabnya singkat
"Daddy.. Mommy.. Apa maksudnya Kutukan Mermaid" tanyaku penasaran dengan kedua nya. Tapi ibunda Ratu tidak menjawab pertanyaanku dia hanya menangis cecegukan di pelukanku. Pelukannya begitu erat. Sedangkan Ayahanda Raja hanya tampak duduk menerawang disisi ranjangku. "Mommy.. Apa yang terjadi dengan Maylin" ucapku membalas pelukan ibunda Ratu.
"Maafkan daddy mu ini sayang.."ucap Raja gamang. Matanya jelas memancarkan penyesalan. "ini semua salah daddy dan kau yang menjadi korban kesalahan daddy mu ini" lanjutnya penuh kesedihan.
"Ada apa sebenarnya daddy.. Jelaskan semuanya pada Maylin" tanyaKu penasaran.
"Akan daddy jelaskan semuanya.." Ucapnya lemas dan menerawang langit kamar. "Ini Semua bermula dari kesalahan daddy dimasalalu. Keegoisan daddy membuat banyak orang terluka"
***
Flashback 25 tahun yang lalu
Hujan deras dan petir yang menyambar-nyambar ditengah lautan menyebabkan Gelombang tinggi dan menghempaskan sebuah kapal yang sekarang sedang terombang-ambing yang tak tahu kemana arah dan tujuan.
"Kapten.. Layar sebelah kanan patah" teriak seorang ABK (anak buah kapal) dengan panik
"Kapteenn, mesin 1 rusak parah" teriak ABK dari dalam kapal.
"Kapteeen, lambung bawah kapal sebelah kiri mengalami kerusakan serius" teriak yang lainnya menambah kepanikan didalam kapal
Seorang kapten yang masih berusaha berdiri tegak memegang kemudi kapal tampak sedang berpikir keras. "Sial!! Apa ini akhir dari kapal kebanggaan saya" ujarnya mengutuk diri dalam hati.
Hingga dia mendengar sebuah teriakan "Darataannn.. Darataannn.." Tersadar akan satu hal dan seperti ada secercah harapan sang kapten memerintahkan anak buahnya "Naikan layar daurat.. Perbaiki kerusakan lambung kapal yang rusak.. Jika mesin tidak bisa dijalankan gunakan sisa tenaga kalian semua dengan dayung yang ada.. Tujuan kita daratan yang terdekat". Seolah terhipnotis denga semangat kapten mereka, para ABK mengumpulkan sisa semangat mereka dan berteriak keras "BAIK KAPTEN" lalu mereka sibuk dengan tugas mereka masing-masing.
Setelah berapa lama mereka berusaha menuju daratan terdekat akhirnya sampai juga tujuan mereka. Beberapa dari mereka melompat-lompat kegirangan, berpelukan dan tidak sedikit juga mencium tanah yang mereka pijaki.
Sang kapten kapal berdiri membusungkan dada seakan menikmati keberhasilannya membawa kapal kebanggaan nya berhasil ke daratan. "Semuanya berkumpul.. Kau, kau dan kau segera ke desa terdekat. Cari tahu apa saja yang dibutuhkan kapal dan perlengkapan lainnya. Kau, Kau dan kau periksa siapa saja yang terluka. Kau, kau dan kau periksa keadaan sekitar dan yang lainnya periksa dan perbaiki kapal. Perjalanan kita masih panjang." Ujar kapten dengan tegas memberi perintah para ABK.
"Siap kapten.." Teriak mereka bersamaan kompak lalu berlalu dari hadapan sang kapten.
"Kau memang kapten kerajaan Mirages yang hebat. Tidak sia-sia Raja memerintahkan kau memimpin ekspedisi kali ini" Puji seseorang dari arah belakang sang kapten dia adalah sang Panglima yang bertugas mengawal ekspedisi.
"Ini berkat kerjasama team yang hebat" ucap sang kapten merendahkan diri.
"Kapten.. Kaptenn.." Teriak seseorang yang berlarian mendekati kapten dan panglima.
"Kenapa kau berteriak-teriak" tanya kapten heran
"Pangeran.. Itu Pangeran.." Jawabnya ling lung bingung harus memulai dari mana.
"Ada apa dengan Pangeran!" Ucap panglima keras menyadarkan sang pembawa pesan.
"Pangeran Antonio menghilang" ucapnya ketakutan
"Bagaimana bisa!!" Teriak sang kapten yang lalu memerintahkan semua orang mencari keberadaan pangeran Antonio.
***
Di lain tempat seorang pemuda yang bertahan dengan papan kecil terombang ambing di lautan. Tubuhnya penuh dengan luka. Sepertinya ia sudah sangat lelah dan tak mampu bertahan. "ini mungkin akhir hidupku" gumamnya pilu di dalam hati. "maafkan aku ayah, ibu.." Ucapnya nya lemah. Kelelahan yang dia alami membuat tubuhnya kehilangan kesadaran dan terlepas dari papan yang menopang tubuhnya agar tetap mengambang di air.
Ia mulai jatuh tenggelam di dasar lautan kesadarannya meredup. Hingga tiba-tiba seseorang seperti menangkap tubuhnya dan mengangkatnya perlahan menuju permukaan. "Siapa yang menolongku" pemuda itu melihat sekilas wajah perempuan yang menarik tubuhnya, rambut birunya yang panjang dan bergelombang sangat indah di dalam air. Sayup-sayup pemuda itu mendengar suara "Bertahanlah". Tapi kesadaran itu sudah benar-benar hilang dari diri sang pemuda.
Setelah beberapa lama terlelap sang pemuda membukakan matanya perlahan. "ini dimana? Apa yang terjadi?" Pikirnya dalam hati. "ahh iya.. Saya tadi hampir tenggelam, jika saja tidak ditolong wanita itu aku pasti sudah mati! Tapi dimana wanita itu sekarang?" Ia pun mencari sosok perempuan yang telah menolongnya tadi. "tapi--apa yang dilakukan seorang wanita ditengah lautan" pikirnya sadar kemudian.
Lalu ia melihat beberapa luka ditubuhnya sudah dibersihkan dan diobati. "Apa ini perbuatan wanita itu?" Pikirnya kemudian
"Kau sudah bangun?"
"Suara wanita, darimana suara itu?" Dia kembali memutar kepalanya mencari asal suara. Tapi matanya tidak menemukan apa-apa, yang dilihatnya hanyalah beberapa batu besar dan dia masih dipinggir pantai beralas pasir putih yang indah. "Kau dimana?" Tanyanya penasaran
"ohh maaf, aku tidak bisa menemanimu disana.. Aku ada di balik batu di dekatmu"
"Dibalik batu? Apa yang kau lakukan disana" tanya pemuda itu penasaran dan berusaha berdiri mendekati asal suara itu. "Aauuww.." Jeritnya kecil sambil menatap kakinya yang ternyata terluka lumayan parah.
"Jangan bergerak! Kakimu masih terluka. Tunggu lah beberapa saat lagi obatnya masih bekerja" suara itu terdengar lagi.
"Apa kau yang mengobatiku?"
"Iya"
"Suaranya begitu merdu aku penasaran bagaimana wajah gadis itu" pikirnya penasaran. "Apa kau tidak bisa mendekatiku ke sini saja agar aku bisa melihat wajahmu" tanya pemuda itu tegas.
Hening menggelayuti suasana saat itu, tak ada sahutan dari pemilik suara di balik batu. "Apa kau marah padaku?"
"Tentu tidak.."
"kalau begitu kenapa kau tidak menanggapi permintaanku?"
"Karena aku takut--aku takut kau tak menerimaku" jawab suara itu terbata-bata
"Kenapa kau berpikir seperti itu? Mendekatlah aku mengundangmu"
"Baiklah jika itu mau mu" jawabnya ragu
Pemuda itu melihat ke arah balik batu. Rasa penasarannya membuat dia berdegub dengan kencang. Ia terus melihat tanpa mengedipkan matanya. Menduga-duga apa yang akan keluar dari sana.
Tak ia duga seorang wanita berambut biru langit keluar dari persembunyiannya. Wajahnya sungguh menggoda hati sang pemuda. Matanya yang berwarna senada dengan rambut itu memancarkan keteduhan. Bibirnya sungguh tipis dan mungil. Pemuda itu terpesona melihat kecantikan di depannya.
Hingga sang wanita menduduki salah satu bebatuan di depannya. Sang pemuda seketika terdiam dan wajahnya mengisyaratkan kebingungan setengah ketakutan ketika melihat wanita yang kini duduk dihadapannya tidak memiliki kaki seperti manusia, kakinya bersisik seperti ikan.
"Sudah kuduga kau akan takut padaku" ucapnya lirih dan menundukan kepalanya
Ucapan sang gadis membuat pemuda tersadar lalu tersenyum simpul. "Aku tidak takut padamu, aku hanya sedikit terkejut"
"Benarkah..? Kau tidak takut padaku?" Suaranya sudah kembali seperti sedia kala.
"iya aku hanya terkejut, ternyata seorang wanita yang cantik keluar dari sana" tambahnya kemudian
"Kau hanya berbohong padaku"
"Sungguh aku tidak pernah berbohong padamu. Apa aku boleh tahu namamu nona?"
"Namaku--apa kau benar ingin tahu namaku"
"Tentu saja"
"Namaku Aubrey Nixie, kau bisa memanggilku Nixie. Aku anak Neptunus dari kerajaan Aquamarine" jawabnya penuh percaya diri. "Lalu siapakah nama pria yang gagah dihadapanku ini" godanya ke arah sang pemuda
Mendengar pujian dari sang gadis membuat dia sedikit gugup karena tak menyangka wanita itu bisa begitu polos memujinya. "Namaku Antonio Alexander.. Kau bisa memanggilku Antonio aku Putera Mahkota dari kerajaan Mirages"
"Antonio.. Hmm.. Nama yang indah" ucapnya lagi.
Antonio yang mendengar itu kembali tersenyum-senyum. Dihadapannya adalah seorang wanita cantik berwujud duyung. Sesuatu yang tak pernah terpikirkan oleh dia, makhluk yang hanya mitos berada dihadapannya.
Selama seminggu terjebak di pulau antah berantah, selama itu pula dirinya ditemani duyung cantik bernama Nixie. Walau Nixie seorang duyung tapi dia begitu telaten merawat apa saja keperluan Antonio. Tak lupa dia juga selalu merawat luka ditubuh Antonio dengan begitu baik menggunakan obat-obat alami dari dalam lautan. Berangsur-angsur tubuh Antonio menjadi lebih baik. Kakinya pun sudah bisa digunakan kembali.
"Maafkan aku Antonio, aku hanya bisa memberikan makanan-makanan dari laut untukmu. Kau tau sendirikan aku tak bisa ke daratan untuk mencarikanmu yang lainnya" ungkap Nixie sedih sambil menghidangkan rumput laut di hadapan pria yang dikaguminy Antonio.
Antonio yang mendengarnya hanya tersenyum. "Tidak apa-apa Nixie, ini sudah cukup.." Jawabnya tulus
Nixie kembali tersenyum bahagia mendengar ucapan Antonio. "Apa kau akan segera pulang?"
"Iyaa.. Setelah aku kembali sehat aku akan mencari cara untuk pergi dari sini" tutur Antonio.
Jawaban Antonio membuat nixie sedih. "Dia akan pulang, itu artinya aku akan berpisah dengannya.." Ucap nixie di dalam hati.
Antonio yang melihat raut muka nixie yang menjadi sedih menyadari kegundahan wanita di hadapannya ini "Kau tak perlu kuatir Nixie, meski aku pulang kita masih bisa bertemu" ucapnya menghibur Nixie
"Bagaimana caranya?"
"hmm.." Tampak sedikit berpikir "kita bisa bertemu di pantai Sandrose. Pantai itu sangat dekat dengan istanaku di Mirages" ucap pangeran Antonio dengan semangat.
"Benarkah..?"
"Tentu saja." Ucapnya sambil membelai rambut nixie.
Nixie yang merasakan perlakuan Antonio tidak sadar membuat pipinya merona merah. Dan hatinya menjadi nyaman. " oh iya Antonio! Aku punya cara mencari kapal yang kau bicarakan waktu itu. Kapal yang bisa membawamu pulang" ucap Nixie seakan mengingat sesuatu.
"Bagaimana caranya Nixie?" Tanya Antonio sambil mengerutkan keningnya penasaran.
"Aku bisa meminta tolong teman-temanku di lautan untuk mencari keberadaan kapal itu"ucap Nixie bersemangat. "sebentar Antonio, aku cari mereka dulu"
Setelah mengatakan itu Nixie menyelam kembali ke lautan. Dan selang beberapa lama dia telah muncul kembali ke permukaan. "Kau sudah siap Antonio.?"
"Siap untuk?" Tanya Antonio penasaran
"Untuk mengarahkan sahabatku mencari kapal yang kau maksud" kata nixie bersemangat. "Dolpino.. Starsea.. Clown fish.. Testudinata.. Ayo berkumpul" teriaknya memanggil sahabatnya
Muncul lah beberapa binatang sahabat Nixie ke permukaan. Mereka adalah Dolpino sang lumba-lumba, Starsea sang kuda laut, Clown Fish sang ikan badut dan terakhir Testudinata sang kura-kura tua.
"Ada apa tuan putri memanggil kami kesini" tanya testudinata.
"Aku ingin meminta tolong pada kalian semua, kalian mau kan menolongku.." Ucapnya mengiba ke empat sahabatnya itu
"Apa yang bisa kami lakukan untukmu Tuan Puteri?" Tanya Dolpino bersemangat
"Aku ingin kalian mencari sebuah kapal. Untuk lebih jelasnya aku akan memberi waktu temanku Pangeran Antonio menjelaskan semuanya" dia mempersilahkan Antonio menjelaskan semuanya dengan sendiri kepada para sahabatnya.
Antonio yang masih terkejut karena melihat ke Empat hewan yang ada di hadapannya bisa berbicara layaknya manusia masih terdiam dan menganguminya. "Hewan yang bisa berbicara! ini menarik" ucapnya dalam hati.
"Pangeran.." Panggil Nixie menyadarkan lamunan Antonio. "ayo jelaskan pada mereka semua. Mereka pasti bisa membantumu" ucapnya sambil tersenyum
"ha-hai semua" sapa Antonio gugup di hadapan sahabat nixie.
"Jangan basa basi lagi Pangeran! Apa yang harus kami lakukan" ucap Starsea ketus melihat tingkah Antonio
"Baiklah semua nya, Sahabat puteri Nixie. Perkenalkan namaku Antonio Alexander. Saat ini aku butuh kalian semuanya. Tolong bantu saya mencari kapal dengan ciri-ciri......" Dengan panjang lebar Antonio memberikan intruksi kepada Empat sahabat Nixie. Setelah menjelaskan semuanya dan di mengerti mereka pun pamit untuk segera menjalankan misi yang diberikan oleh puteri mereka Nixie.
"Baiklah Pangeran Antonio akan segera kami laksanakan" ucap Testudinata bijak. "semuanya sudah mendengar penjelasan Pangeran Antonio kan! Sekarang ayo berpencar" perintahnya tegas ke Tiga animal lainnya.
"Siap." Jawab mereka kompak dan mulai berenang menuju ke tempat mereka tuju.
Antonio yang melihat mereka berempat semakin jauh memandang mereka penuh harapan "Semoga mereka bisa menemukan kapal Kerajaan secepatnya"
"Apa kau kuatir mereka tidak menemukanya Antonio.?" Tanya Nixie hati-hati "Jangan cemas, mereka pasti bisa menemukannya. Meski mereka terlihat kecil tapi jangan ragukan kemampuan mereka" ucap Nixie bangga
Antonio hanya tertawa kecil mendengar ucapan Nixie. "Aku percaya kepada teman-temanmu" jawab Antonio yang mendekati Nixie yang masih duduk di tempat favorit nya diatas batu di pinggir pantai.
"Nixie apa kau tahu, aku terlempar dari kapal itu saat ada badai datang menyerang kami. Saat itu aku yang berniat membantu yang lainnya menarik layar agar berkembang malah terlempar jatuh dari kapal. Tapi saat ini aku bahagia bisa terlempar dari kapal itu, kau tahu kenapa?" Ucapnya sambil memandang lekat mata Nixie.
"Tidak tahu Antonio.. Kenapa kau bisa bahagia?"
"karena itu jalan yang harus aku tempuh agar bisa bertemu denganmu" ucapnya lembut penuh kehangatan.
Pipi Nixie yang mendengar semua itu menjadi merah merona. Perlakuan Antonio membuat Nixie berdegub kencang. "Duyung juga punya hati kan, apa aku bisa mencintai dia" katanya lirih di dalam hati.
Sedangkan batin Antonio juga sedang bergejolak bimbang "kenapa setiap aku menatapnya ada rasa nyaman di hatiku, apa aku mencintai duyung dihadapanku ini?"
Satu bulan pun berlalu dan mereka berdua belum mendapatkan berita dari empat sahabat yang mencari tahu keberadaan kapal Mirages. Selama itu pula Nixie menemani Antonio di pulau antah berantah itu. Kaki Antonio sudah sepenuhnya sehat, saat ini dia sedang mencoba memanjat pohon kelapa di dekat mereka sedangkan Nixie tetap setia menunggu diatas batu yang sekali-kali dia menyelam ke air agar tubuhnya tetap basah.
"Nixie! Hayo sini mendekatlah.. Aku membawa sesuatu yang segar, kau harus mencobanya" teriak Antonio memanggil Nixie yang sedang berenang.
"Okey.. Tunggu aku" jawab Nixie seraya mendekati Antonio. "Apa itu Antonio?" Tanya nya penasaran ketika tiba di atas batu favoritnya
"ini kelapa muda Nixie, air nya segar untuk di minum begitu juga daging buah nya juga sangat manis dimakan" jawab Antonio sambil membuka kelapa muda dihadapannya. "Apa kau ingin mencobanya? Kemarilah" ujarnya tanpa melihat ke arah Nixie karena harus fokus dengan membelah buah dihadapannya.
Karena penasaran ingin mencoba rasa dari buah kelapa itu Nixie mendekati Antonio dengan perlahan menyeret tubuhnya di atas pasir. Sulit bagi dirinya berjalan di daratan karena kakinya yang menyerupai ikan. Tapi karena ajakan Antonio dia berusaha menggapai tujuannya. Lalu tiba-tiba saja. "Kalau kau butuh bantuan katakan saja Nixie, aku akan selalu siap membantumu" ujar Antonio yang sudah membopong tubuh Nixie di kedua tangannya dengan tersenyum menatap mata Nixie. Perlakuan Antonio padanya semakin menumbuhkan rasa di dalam hatinya yang tanpa ia sadari itu membuat pipinya kembali merona.
Mereka memulai menyantap makanan yang telah disiapkan oleh Antonio. Di bawah rindangnya pepohonan di pinggir pantai. Saat Nixie mencoba buah kelapa muda itu matanya benar-benar berbinar "Enak.. Sangaat enak.." Ungkapnya bahagia sambil menghabiskan makanannya.
Antonio yang melihat kebahagian Nixie terus menatap tingkah laku duyung dihadapannya dengan tersenyum dan berujar dalam hati "Salahkah jika aku menyukainya?". Ia sadar jika mereka akan sulit untuk bersatu tapi ia ingin memperjuangkan cinta yang ada dihadapannya.
***
Dolpino sedang berenang ke salah satu dermaga. Dia mendapat informasi dari salah satu sahabatnya burung camar jika melihat sebuah kapal yang ia cari. "Ketemu.. Kapalnya ketemu.."ucap Dolpino bersemangat. "aku harus segera memberitahukan semuanya ke puteri Nixie" lanjutnya bergegas pergi dari dermaga itu.
***
Tunggu next chap ya.. Yang penasaran pantengin terus ceritanya È

No comments: