Thursday, 30 June 2016

Kutukan Mermaid (Chapter 1)




Chapter 1 : Pertunangan

Seluruh penghuni kastil dan rakyat dari Kerajaan Mirages semua bersukacita, karena putri mahkota mereka, putri Maylin Kennocha akan segera bertunangan dengan seorang pangeran tampan dari negeri sebrang bernama pangeran Maxwell Cairbre. Semua pelayan istana sibuk menyiapkan berbagai keperluan istana. Para penduduk desa menghias jalanan dan rumah-rumah mereka untuk menyambut kedatangan pangeran dan rombongan.
Didalam sebuah bilik kamar kerajaan tampak seorang wanita berambut panjang berwana kuning keemasan sedang memakai gaun barunya untuk dipakai di acara pertunangan nanti siang. Senyum mengembang di wajah manisnya. Ia adalah Putri Maylin, seorang wanita yang ramah dan suka menolong sehingga membuatnya sangat dicintai rakyatnya.
"Tak terasa sekarang putrinya mommy sudah dewasa dan akan segera meninggalkan mommy dan daddy.." Ucap seorang perempuan berwajah lembut datang dari arah pintu kamar.
"Mommy.." Teriak putri maylin melihat kedatangan sang ratu ke dalam kamarnya. Ia memeluk wanita paruh baya itu dengan sayang. "mommy gak boleh ngomong gthu.. Maylin akan tetap selalu menjadi anak mommy dan daddy selamanya" ucapnya manja di pelukan sang bunda.
"Tapi sayang.. Saat kau nanti telah sah menjadi istri dari pangeran Maxwell kau akan mengikuti kemanapun langkah yang akan dia ambil.." Sambil mengelus rambut putri kesayangannya
"Iyya mommy.. Maylin mengerti hanya saja nanti kan maylin tetap bisa berkunjung ke tempat mommy dan daddy kan" jawabnya ceria
"iya sayang.." Sambil menuntun putri Maylin menghadap kaca rias sang putri "bagaimana kalau rambut nya dikepang cantik aja sayang."
"Okey mommy"
"Maylin kecil mommy benar-benar sudah dewasa sekarang.."
Terdengar sangat riuh di lantai dasar kerajaan. Menandakan pangeran Maxwell dan rombongan telah tiba. Putri Maylin yang sudah bersiap melihat semuanya dari balik jendela kamar bersama ibundanya.
"Masadepanku.. Aku yakin akan selalu bahagia bersamamu. Sebentar lagi kita akan selalu bersama selamanya.." Ucap putri Maylin dalam hati dengan senyum mengambang diwajah manisnya.
"Semoga apa yang di takutkan selama ini tidak akan pernah terjadi, tuhan lindungilah putriku selalu" ucap bunda ratu dalam hati mengisyaratkan kekhawatiran di wajahnya.
***
Diruang tengah istana, telah berkumpul keluarga besar dari 2 buah kerajaan untuk melaksanakan pertunangan putri Maylin & Pangeran Maxwell. Ada banyak canda gurau menggema di dalam ruangan, musik merdu dimainkan, para pasangan pun berdansa, termasuk pasangan yang baru saling mengikat dengan cincin di jari manis mereka.
"Apa kau bahagia?" Tanya pangeran Maxwell sambil berdansa dengan wanita yang ia cintai.
"sangat.. Sangat bahagia" jawab putri Maylin antusias sambil memandang lekat ke wajah pria tampan dihadapannya.
Pangeran maxwell mengeratkan pelukan nya di tubuh maylin seraya berbisik lembut di telinga sang putri "terimakasih telah bersedia menjadi pendamping hidupku".
Pesta pertunangan itu berlangsung sampai larut malam. Para undangan sudah pulang ke rumah masing-masing. Pangeran Maxwell dan rombongan telah pulang ke kerajaan mereka. Mereka tidak bisa menginap disana karena banyak pekerjaan yang harus segera di selesaikan. Apalagi acara pernikahan sudah ditetapkan 1 bulan lagi dari sekarang. Akan banyak persiapan yang harus dikerjakan.
Malam itu sang putri Maylin sudah tertidur di ranjangnya. Seluruh penghuni kerajaan mirages sedang tidur dengan pulas karena kelelahan menyiapkan acara pertunangannya. Hanya tersisa beberapa pengawal yang bertugas patroli di dalam maupun luar istana.
Putri Maylin yang sedang tertidur tiba-tiba gelisah karena mimpi yang sedang ia alamai.
***
Dalam mimpi putri Maylin
"Dimana ini.. "kutolehkan kepalaku ke segala arah mencari tau apa yang sedang terjadi saat ini. Aku seperti sedang berjalan di tepi pantai Sandrose di waktu malam. Cahaya bulan memantul di pantai. Suara deburan ombak menambah keheningan malam.
Aku melihat seseorang wanita duduk diatas bebatuan di pinggir pantai membelakangi diriku. "siapa dia" tanyaku dalam hati.
Kudekati wanita itu secara perlahan sambil memanggil dirinya. "hallo.. Kamu siapa"
Wanita itu hanya diam. Setelah hampir mendekati dirinya terlihat jelas dibawah cahaya bulan purnama warna rambut wanita itu kehijauan, begitu juga pakaian yang dia kenakan sangat aneh. Aku kaget saat melihat kakinya, bersisik seperti ikan. Karena syok aku tak mampu bergerak dari tempatku berdiri. Aku ketakukan dan hanya mampu menutup mulutku dengan kedua tanganku. Perlahan ia pun menoleh, badanku gemetar ketakutan, tapi kakiku tak mampu ku gerakan menjauh, tiba-tiba dia berbicara "sudah saatnya, kutukan itu akan datang padamu.." Diapun menyeringai dihadapanku kemudian tertawa nyaring memekakan telingaku.
Aku menutup ke dua telinga dengan tanganku. Walau aku ketakutan tapi aku bisa melihat jelas wajahnya mirip denganku. "Siapa kau.?" Teriakku di hadapannya
"Aku adalah kau.." Jelasnya sambil mengelilingi diriku. "Ketika kau nanti bangun dari tidurmu, maka aku adalah kau, karena aku adalah mimpi burukmu, aku yang tertidur telah bangkit, akulah kutukanmu..." Diapun kembali tertawa begitu nyaring sehingga membuatku terbangun dari tidurku.
Tubuhku penuh dengan peluh. Nafasku tersenggal seolah habis ditelan sesuatu. Aku lihat ke sekeliling ternyata aku masih didalam kamarku. "Apa itu hanya dalam mimpi" gumamku dalam hati.
Karena rasa haus aku ingin mengambil minum diatas meja. Tapi saat aku ingin menggerakan kakiku, ternyata begitu berat, susah digerakan. "Ada apa dengan kakiku.?" Tanyaku dalam hati
Perlahan ku buka selimut yang menutupi kakiku. Setelah terbuka sepenuhnya, wajahku berubah menjadi rasa ketakutan, nafasku serasa berhenti, jantungku berdegub dengan kencang. "tuhan.. Apa yang terjadi dengan kakiku.?" Gumamku cemas ketakutan. Aku melihat rambutku berubah menjadi hijau. "tidak.. Ini tidak mungkin terjadi... TIIIDDAAAAAKKKKKK" Teriakku sekencang-kencangnya.

No comments: