Tuesday 31 July 2012

Ukhti Aku Cemburu Padamu :’(





Ukhti aku cemburu padamu..
Saat kau marah kau mampu memadamkan amarahmu
Dan kau memilih menyimpannya
Dari pada meluapkannya
Padahal ku tahu saat itu hatimu sedang terluka

Ukhti aku cemburu padamu..
Saat mereka jalan-jalan Kau habiskan waktumu untuk hal yang berguna
Kau tak hiraukan ajakan mereka
Dan kau sibukkan dirimu dengan cinta Allah dan cinta Rasulullah SAW

Ukhti aku cemburu padamu..
Ketika mereka berkata dengan emosi yang meledak-meledak
Dengan nada ancaman dan kasar
Tapi kau balas dengan penuh kasih sayang
Kau tetap jalin persahabatan dan pertemanan

Ukhti aku cemburu padamu..
Setiap hari kau panjangkan jilbabmu
Kau tebarkan senyum semangatmu
Padahal kau tahu saat itu
Mereka berbisik-bisik tentang perubahanmu itu

Ukhti aku cemburu padamu..
Aku cemburu dengan diammu, dengan tunduknya pandanganmu
Saat kau berhadapan dengan yang bukan muhrimmu
Kau hanya bicara seperlunya saja
Karena kau takut pada fitnah dunia..

Ukhti aku cemburu padamu..
Disaat mereka semua sibuk ber-sms ria
Dengan canda dan perhatian
Tapi kau dengan tegas tidak memperdulikannya
Karena kau percaya jodoh itu ada padaNya, tanpa
Sms riapun jodoh pasti akan datang karena kau tahu cinta seharusnya datang karena Allah bukan karena bersms ria..

Ukhti aku cemburu padamu..
Aku cemburu dengan ketaatanmu pada Robb kita
Aku cemburu saat kau bisa melakukan hal yang Dia senangi dan Meninggalkan segala hal yang Dia benci..
Ukhti sungguh aku cemburu padamu
Robbi pasti sangat menyayangimu ukhtii :’)
Ia pasti sangat mencintaimu :’)
Karena ketaatanmu pada Nya :’)

Ukhtii darimu aku banyak belajar
Arti hidup..
Iyaa tentang hidup
Karena kepuasan hidup bukan didapat saat segala hal yang kita ingin bisa terpenuhi, tapi tentang kepuasan saat kita bisa melawan bisikan-bisikan setan.. 

By :: Ukhtii Kelincii

Saat Ku Dengar Kabar Bahagiamu :’)



Sekarang aku sedang menangis di pelukkan Rabbku.. pukul 1 malam disaat aku hanya berdua saja dengan-Nya, aku mengadu pada-Nya, Dialah tempatku bersandar dan berbagi segalaNya..

        “YaAllah Kau Maha Tahu tentangku, tentang masalaluku, dan tentang kenanganku.. YaAllah tadi aku bertemu dengannya tepatnya pagi tadi saat aku pulang dari supermarket, saat itu hujan! Mungkin sudah Kau rencanakan hujan itu, hingga aku bisa bertemu dengannya.. awal kupandang sekilas ‘seperti seseorang yang ku kenal’ mata batinku bicara, lalu kulihat lagi, dan saat pandangan kedua yang padahal hanya untuk memastikan saja pada saat itu tanpa sengaja dia juga sedang memandangku dan terlihat jelas ternyata benar itu Ferdi.. ku coba untuk tersenyum ramah padanya, tapi entah mengapa? Jangankan untuk senyum, sapah, ramah untuk menoleh padaku pun dia enggan, sikapnya seperti bicara padaku untuk menjauh, seperti mengisyaratkan bahwa dia tak suka bertemu denganku.. tak lama dari itu diapun pergi dan memilih menerobos hujan dari pada menunggu hujan redah ‘mungkin dia ada keperluan mendesak, sehingga dia terburu-buru’ ucapku dalam hati.

        Dan sepertinya sudah Kau rencanakan pula yaAllah, sorenya aku bertemu dengan Irma (teman SMAku dulu) dia menyapaku dengan hangat, dengan senyum cirikhasnya yang memiliki 2 lesung sempipit dipipinya, membuat dia terlihat sangat manis :)

        “Indah.. ini Indahkan?” tanya Irma dengan nada memastikan saat aku sedang menunggu angkot didepan kantorku tempat aku bekerja

        “Iya.. ini Irmakan?” jawabku padanya 

       “Iya In.. In kamu sekarang udah kerja ya?” tanya Indah sambil melihat seragam kantorku yang aku kenakan “Alhamdulillah udah Ir.. kamu sendiri gimana?” tanyaku padanya

        “Sama aku juga udah kerja, aku kerja di kantor Diknas, aku satu kantor dengan Ferdi lho! Masih kenal dengan Ferdi in..?” tanya Irma

        Sontak hatiku berdegup kencang mendengar nama Ferdi, aliran darahku mengalir cepat, dan fikirankupun melayang mengingat kejadian pagi tadi “Iya Ir.. masih ingat” jawabku padanya, rasanya tak sanggup aku menyebut namanya, kuingat terakhir kali aku menyebut namanya 5 tahun yang lalu.

        “Indah kamu tahu kabar tentang Ferdi sekarang?” tanya Irma padaku

        “kabar apa Ir..?” tanyaku balik pada Irma

      “Itu sih Ferdikan 2 minggu lagi akan menikah” jelas Irma padaku. Akupun  terkejut mendengarnya ada rasa penasaran dihatiku “nikah? Nikah dengan siapa Ir?” 

        “dengan Dira In.. kisah mereka tu lucu lho..” ungkap Irma padaku

      “lucu? Lucu bagaimana?” tanyaku pada Irma, aku sangat penasaran untuk mendengarkannya. Irmapun mengajakku ke salah satu warung makan disekitar tempat kami berada, dia ingin membeli nasi untuk makan malam katanya. Aku sangat khusyuk mendengarkan ceritanya yaah.. aku sangat penasaran, aku sangat ingin tahu tentang Ferdi, dan akupun ingin tahu tentang calon ferdi yang disebut Irma dengan nama Dira itu..

        “gini lho In.. Ferdi tu gak pacaran dengan Dira, dulu entah kapan tepatnya, Ferdi nyuruh Dira untuk menunggunya, menunggu nanti saat dia sudah sukses dia akan datang kerumah Dira untuk membawa kedua orang tuanya, dia bilang dia ingin melamar Dira untuk menjadi kekasih halalnya, dan ternyata Dirapun mau menunggu ferdi hmmb.. mungkin mereka memang jodoh kali ya In, sampai sekarang dan 2 minggu lagi mereka akan menikah, karena lamaran sudah dilaksankan 3 hari yang lalu..” jelas Irma

        Saat mendengar ucapan Irma aku langsung ingat kejadian 5 tahun yang lalu, akupun diam ingatanku sangat banyak tentang 5 tahun yang lalu “oh alhamdulillah kalau begitu.. biar Ferdi bisa menyempurnakan separuh agamanya” jawabku pada Irma, kutundukkan pandanganku.. airmataku menetes mengungkapkan itu, langsung kuhapus airmataku. Akupun langsung beristighfar dalam hati berharap agar hatiku bisa tenang..

        Setelah nasi yang di beli Irma sudah didapatnya kamipun menunggu angkot lagi, saat itu kami berpisah karena Irma pulang dengan angkot biru dan aku pulang dengan angkot putih. Kini aku sudah tiba dirumah, kucoba untuk tak mengingat tentang Ferdi, kucoba tak menghiraukan apa yang di katakan Irma padaku tadi, tapi fikiranku tak bisa dibohongi, semakin kucoba semakin teringat semuanya, termasuk saat dulu kejadian 5 tahun yang lalu..

        Saat itu 5 tahun yang lalu aku mencoba untuk memmutuskan hubungan dengan Ferdi (kami dulu pacaran, kurang lebih 10 bulan kami pacaran)  “Ada laki-laki lain yang kamu sukai ya? sehingga kau harus putuskan aku?” tanya Ferdi padaku setelah aku mengungkapkan keingananku bahwa aku ingin mengakhiri segalanya, “Tidak fer.. sudah ku jelaskan berulang kali! Aku pilih jalan ini bukan karena laki-laki lain, atau karena aku sudah bosan padamu, tapi karena Allah.. aku Takut Fer, aku sangat takut nanti saat aku tidur aku dipanggilNya dan tak bangun lagi, aku takut nanti diakhirat Dia bertanya tentang hubungan kita dan aku harus jawab apa..?” ungkapku pada Ferdi, saat itu ferdi berada di belakangku, dia tak tahu bahwa aku mengungkapkan itu sambil menangis.

        “apa kau yakin?” tanya ferdi padaku

   “Sangat yakin!” jawabku lagi.. YaRabbi.. sangat pedih saat aku mengungkapkan itu, rasanya aku membenci diriku sendiri!

        “Kalau begitu tunggulah aku, aku akan datang melamarmu nanti, bila aku sudah sukses” kudengar Ferdi mengungkapkan itu sambil menangis, nadanya membuat aku sangat terpukul karena yang kutahu kita tak boleh saling menunggu, tak boleh mendahului takdirNya, karena dengan menunggu sama saja kita mengikatnya dan ikatan itu belum halal..

        “tidak Fer.. Tak perlu kau tunggu aku, bila kita jodoh suatu hari nanti kita akan bertemu lagi, tapi bila tidak, biarlah Dia memilih mana yang terbaik untuk kita !” ku ungkapkan itu dengan nada yang sangat jelas, saat itu ada rasa penyesalan dalam hati, rasanya ingin sekali bibir ini berucap ‘iya.. aku ingin menunggumu, jemputlah aku nanti.. akan kutunggu kau sampai waktunya tiba.. biarlah sekarang kita berpisah, tapi datanglah lagi nanti untuk membawaku keniat yang suci, dengan niat untuk beribadah padaNya” tapi kutahan kata-kata itu.. hatiku sesak, airmatakupun semakin deras, ferdi tak tahu dan tak pernah tahu tentang airmata ini karena dia berada dibelakangku dan jarak kami sedikit berjauhan

        “Bismillaahirrohmaanirrohiim yaAllah aku tahu inilah yang terbaik untuk kami.. bantu aku yaAllah, agara aku bisa kuat dengan pendirian ini.. apapun kedepannya, apapun yang akan aku hadapi” aku berdoa dalam hati dan rasanya sangat sulit menghadapi ini, karena tak ada masalah, tak ada pertengkaran aku minta putus! Ini semua karena Allah yaah.. berulang kali aku memikirkan keputusan ini dan alhamdulillah akhirnya aku bisa juga ambil keputusan ini, karena aku tau tiada janji seindah janji-janji Allah pada hambaNya

        “tidak in.. Apapun kedepannya aku akan tetap menunggumu, apapun! Biarlah aku akan tetap menunggumu sampai kapanpun..!” ucap Ferdi padaku sambil berlalu.. ku tahu saat itu dia juga sedang menangis karena dari nadanya aku tahu dia sangat terluka.

        “Maafkan aku Fer..” ucapku setelah dia pergi dan meninggalkanku, dia pergi dengan penuh kekecewaan.

        Akupun pulang, tangisanku pecah saat itu sangat  sulit bagiku untuk melupakannya.. tapi aku tahu aku hanya butuh waktu untuk membiasakan diri, membiasakan diri tanpanya, tanpa candanya, dan tanpa ceritanya, tak kupungkiri kadang aku merindukannya, aku rindu dengan  perhatiannya dulu dan bahkan aku rindu saat-saat bertengkar dengannya.. berulang kali ku ucapkan dalam diri bahwa aku bisa tanpanya, karena aku punya Allah dan selalu punya Allah disetiap hentakan langkahku dan bahkan disetiap hembusan nafasku.. 

        Sejak saat itu kami tak pernah bertemu lagi.. kusibukkan diriku dengan kegiatan kampus, tak pernah terbesit dalam diriku untuk menunggunya, walau harus kuakui kadang ada keinginan dalam diri ingin mengetahui kabarnya, tapi ku tak kuikuti keinginan itu dan kuserahkan hatiku sepenuhnya pada Ilahi.. tapi entah mengapa 5 tahun silam berlalu dan kini aku bertemu dengannya, dalam episode yang berbeda dia dengan rencananya yang mau menikah dan aku dengan hidupku yang indah..

        Malam ini ku ceritakan semua kisah itu pada Rabbku, karena ku tahu hanya Dia yang mengerti aku.. kini aku tahu kenapa dia tak mau menoleh padaku, mungkin dia merasa tak enak padaku, atau mungkin dia merasa bersalah karena ucapannya dulu padaku, pikirku dlam hati.. ‘tidak yaAllah.. tidak.. tolong katakan padanya aku tak kecewa.. karena aku tahu dulu saat dia bicara ingin menungguku sebenarnya dia masih labil, dan pendiriannyapun bisa berubah-ubah dan aku paham itu.. Tidak YaAllah.. tolong katakan padanya aku tak terluka, aku bahagia untuknya.. karena mendengar kabar itu sungguh membuat hatiku legah.. karena keraguan dan kebimbanganku terjawab sudah, seolah apa yang menjanggal dihatiku hilang sudah dan aku bisa melangkah kedepan tanpa beban dipundak.. tidak yaAllah.. tolong sampaikan padanya aku sudah melupakannya dan biarlah yang lalu biarlah berlalu ku tak ingin mengungkitnya lagi dan ku tak ingin menganggu hidupnya.. Sampaikan padanya YaAllah mulailah hidup baru dengan calon pilihannya dan tak perlu dia merasa bersalah dengan ku tentang ucapannya dulu cukup jadi pelajaran saja untuknya.

        Tetes demi tetes air mataku terjatuh, aku menangis sepuasnya... tapi jatuhnya butir-butir air mataku mampu membuat hati dan benakku terasa legah..

        Subhanalllah sungguh Indah rencana Allah.. kejadian 5 tahun silam memberikan banyak pelajaran untukku, kini aku sangat legah, malam ini Allah seolah merangkulku dan menghapus airmataku, Ia memberiku kekuatan untuk tersenyum lagi, untuk bisa memandang segalanya dengan positif karena aku ingat akan janji Allah “ wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah buat wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik (pula)” (An-Nur:26)

        Aku tahu Allah sudah menyiapkan laki-laki lain untukku nanti karena tercantum dalam surat Adz-dzariyaat:49 yang artinya “Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah”

        Ku tahu Allah sudah punya rencana yang lebih indah dari ini karena jodoh dan maut adalah rahasiaNya,maka dari itu tak perlu lah aku terburu-buru untuk mengetahui siapa pemilik tulang rusuk ini, yang perlu kujalani adalah berjalan sesuai dengan QadhaNya, sesuai dengan yang telah ditetapkanNya, karena aku percaya Allahlah sutradara  terbaik dan sekenerio penulis kehidupan terindah :)

By : ukhtii Kelincii ^_^

Sahabatku Sayang Aku Merindukanmu




“Lina mana Erna?” tanya mbak Rahmi murobbi (tutor)ku saat kami lagi liqo’(ta’liman) seperti biasa setiap hari minggunya.  “gak tahu mbak, gak ada kabar” jawabku dengan nada melas.

Erna adalah sahabatku, sejak duduk diSMP kami sudah berteman, saat masuk SMA kami juga masuk sekolah yang sama kebetulan kami satu kelas dan satu bangku, bisa dibayangkan betapa dekatnya kami, kemana-mana bareng, kekantin bareng, dan pulang sekolahpun bareng karena rumah kami satu RT, jarak antara rumah kamipun hanya selang 5 rumah saja. Dulu waktu pertama-tama masuk sekolah kami sepakat untuk masuk eskul rohis, setiap minggunya kami sangat bersemangat mengikuti liqo’ (ta’liman) karena materi dari mbak Rahmi sangat menggugah dan kadang ‘kena’ banget di diri kami. 

Sorenya habis dari ta’liman dirumah mbak Rahmi akupun pulang, aku pulang lewat rumah Erna, baru beberapa selang langkah saja aku lewat sana ku dengar ada suara motordi belakangku, dan ada suara perempuan dan laki-laki yang sedang tertawa riang. Lalu akupun menoleh kebelakang untuk melihat siapa itu, dan sekaligus membunuh rasa penasaranku, betapa terkejutnya aku ternyata wanita itu adlah Erna dan laki-laki yang memboncenginya adalah Bobi (teman rohisku disekolah).

Kupandangi Erna dengan seksama, karena sadar bahwa aku memandanginya iapun terburu-buru turun dari motor dan langsung masuk kerumahnya, lalu Bobipun berlalu dengan motornya. Saat sampai dirumah ketika dikamar akupun bergumam sendiri ‘Dari mana Erna? Kok dia bisa boncengan dengan Bobi? Apa mungkin dari sekolah? Tapi setahuku di sekolah tak ada kegiatan apa-apa, kalaupun toh ada biasanya dia selalu mengajakku? Hmmbb mungkin Erna & Bobi tanpa sengaja bertemu dijalan makanya mereka bisa boncengan.. tapi sepertinya mereka sangat akrab, karena tingkah mereka tadi yang tertawa bersama, tapi sejak kapan mereka akrab? Karena setahuku Bobi hanya teman di Rohis! Dia tidak satu kelas dengan kami. Begitu banyak pertanyaan menumpuk di kepalaku, kuingat-ingat memang akhir-akhir ini Erna sedikit berubah, setiap ku ajak belajar bersama dia tidak mau, bahkan kalau ada kegiatan ta’liman selalu saja ada alasan yang dia utarakannya padaku..

Malamnya dikamar setelah aku mengerjakan PR Fisikaku, saat aku berbaring di ranjangku pertanyaan-pertanyaan tentang Erna masih menghantui benakku.. ‘apa mungkin Bobi dan Erna pacaran?’ ‘ah tidak mungkin!’ akupun langsung menepis prasangka buruk itu, tapi prasangka itu muncul lagi, lagi, dan lagi.. lalu untuk memastikannyapun aku membuka Facebook (karena setahuku Erna sangat suka main Facebook) berulang kali aku menepis prasangka buruk itu karena aku sangat kenal Erna dia tak mungkin pacaran karena dia tahu bahwa pacaran tidak ada kecuali setelah menikah.. ketika ku buka Facebookku, lalu kubuka wall Erna, saat kulihat profilnya ternyata prasangkaku padanyapun benar Erna Berpacaran dengan Bobi.. berulangkali aku memastikan apa mataku yang rabun? Atau ini hanya mimpi? Apa ini hanya dugaan? Apa ini memang kenyataan? Tapi status hubungan mereka memang benar dan kulihat tanggal mereka jadian sudah 1 minggu yang lalu ‘besok disekolah aku akan tanyakan pada Erna apa sebenarnya status dia dengan Bobi?’ tegasku pada diri sendiri. Lalu akupun tidur aku tak sabar menunggu esok hari.. 

Keesokan paginya disekolah aku sudah duduk dibangkuku, kulihat jam setengah 7 ‘biasanya Erna sudah datang duluan’ ucapku dalam hati. Tak lama dari itu Ernapun datang, kupandangi dia sambil senyum dan diapun mebalas senyumanku “er.. ada yang ingin kutanyakan?” ucapku padanya tanpa berbasa-basi lagi

“iya.. tanya apa?” jawabnya sambil duduk disampingku

“kamu ada hubungan apa dengan Bobi?” tanyaku padanya dengan nada pelan.

“kami pacaran Lin.. maaf yaah gak ngasih tahu kamu duluan karena waktu nerimanya kemarin sebenarnya aku masih bimbang” ucap erna sambil senyum polos dihadapanku

‘kok bisa? Kok bisa Erna yang dulu sering jengkel bila melihat ada orang pacaran, yang dulu merasa risih bila melihat ada orang yang bermesraan didepan kami, kini dengan entengnya dia mengatakan bahwa dia juga pacaran’ gumamku dalam hati.. aku tak berkata apa-apa, aku hanya diam, dan Ernapun diam sepertinya dia bisa menangkap wajah kekecewaanku padanya saat itu.  Suasana kami hening, saat itu aku memberanikan diri untuk bertanya

“Er.. kok kamu bisa pacaran dengan Bobi?” tanyaku memecahkan keheningan

“jangan fikir negatif dulu Lin tentang Bobi, dia itu anak yang baik kok, dia tak jahat denganku, dia perhatian, bahkan dia sering menasehatiku.. dia juga anak yang lucu.. karena setiap kali bersamanya ada-ada saja tingkah konyol nya yang bisa membuat aku tersenyum.. aku nyaman bersamanya Lin” jawab erna padaku, rasanya tak sanggup aku mendengarnya ‘kenapa Erna yang kukenal dulu kini telah berubah? Dia yang dulu sering menasehatiku tentang shalat Dhuha, yang dulu cerita padaku tentang dahsyatnya shalat Lail, yang dulu matanya selalu berbinar-binar bila setiap kali dia cerita tentang kisah-kisah istri Rasulullah SAW, Dia selalu mengucapkan padaku bahwa dia sangat mengagumi sosok Aisyah R.a (Istri Rasulullah SAW), bahwa dia juga sangat takjub dengan cerita Asyiah (istri Fir’aun) yang bisa istiqamah walau dihantam dengan berbagai cobaan, kenapa dirimu yang dulu hilang Er..? apa yang membuat kau berpaling dari Allah?’ tanyaku dalam hati. Sejak percakapan itu sikap kami berdua menjadi sangat canggung.

Dari hari kehari ku lihat Erna semakin jauh dari sosoknya yang dulu, dia semakin jauh berubah.. dulu sebelum pulang sekolah dia tak pernah meninggalkan shalat dzuhur di sekolah, tapi kini ketika bell pulang berbunyi dia langsung pulang bersama Bobi karena Bobi selalu menunggunya...dan bahkan dia tak pernah ikut liqo’ (ta’liman lagi) setiap kali kuajak, dia bilang dia selalu ada pekerjaan.

Aku tak tahan melihat itu semua! Hari ini kuberanikan diri untuk mencoba menegurnya karena aku sayang padanya.. yah karena aku sangat sayang padanya, aku tak ingin dia semakin tersesat, aku tak ingin dia makin terbelenggu oleh nafsunya, terlebih lagi karena aku tak ingin kehilangannya karena aku merindukannya.. aku rindu dulu saat kami sering pergi bersama untuk ta’liman, aku rindu dulu saat semangatnya membara bila memberikan tausiyah pada kami di liqo’, aku rindu dia dulu saat-saat kami bisa saling menasehati satu sama lain.

“Er.. kenapa sejak kau pacaran dengan Bobi kau berubah?” tanyaku padanya saat bell pulang berbunyi dan saat itu aku hanya berdua saja dengannya dikleas.. “berubah?” tanya balik erna padaku

“ iya Er.. kamu sadar gak? Kamu sudah jauhberubah! Kau tak pernah lagi ikut majelis ta’lim, setiap kuajak belajar bersamapun kau selalu tak bisa, kau selalu meninggalkan shalat dhuha, kau tak ingat faedah tentang shalat dhuha Er? dan ironisnya sekarang jilbabmu yang kau kenakan pun semakin tipis! kau berubah sejak pacaran dengan Bobi! Kau tahu kan Er, kalau pacaran itu adanya setelah menikah?” jelasku padanya lagi

“Bobi selalu mengucapkan padaku bahwa dia mencintaiku karena Allah Lin! Tolonglah jangan salahkan dia!” jawab Erna sambil membentakku nadanya terdengar jelas bahwa dia membela Bobi

“Er.. laki-laki yang mencintai karena Allah dia tidak akan berani mengajak kita untuk pacaran dan berbuat maksiat! Laki-laki yang mencintai karena Allah dia akan senantiasa menjaga sikapnya agar dia tidak menggoyahkan iman kita pada Allah, laki-laki yang mencintai karena Allah dia tidak akan berani memboncengi kita sebelum kita halal baginya! Apakah Bobi seperti itu Er? Kalau dia sayang padamu, maka kenapa dia malah mau menjerumusimu keneraka? .. er aku adalah sahabatmu.. aku sayang padamu.. tidakkah kau rindu padaku Er? aku rindu padamu Er.. sejak kau pacaran dengan Bobi aku kehilangan sosok dirimu, sosok sahabatku yang dulu.. maafkan aku Er, bila aku harus mengatakan ini, aku hanya tak ingin kau makin tersesat dengan laki-laki yang bersembunyi dibalik kata-kata ‘aku mencintaimu karena Allah!’ karena laki-laki yang mencintai karena Allah mereka tak akan berani mengikat kita dengan ikatan yang haram tapi mereka akan datang kerumah kita dengan membawa orang tuanya untuk menikahi kita bukan malah sebaliknya” ucapku panjang lebar pada Erna.

Kulihat raut wajah Erna marah padaku “kau tak pernah pacaran Lin! Jadi kau tak tahu rasanya!” ucapnya sambil berlalu pergi meninggalkanku. Ada rasa sedikit menyesal dalam diriku karena ucapanku ‘tapi aku hanya ingin kau kembali Er..’ gumamku dalam hati.

Malamnya sungguh terkejutnya aku karena Erna menelfonku, ku dengar Erna menangis “ada apa Er? kok kamu nangis?” tanyaku pada Erna setelah mengucapkan salam padanya.

“maafkan sikapku padamu tadi siang Li.. lin alhamdulillah Bobi sudah kuputuskan, sejak ucapanmu padaku tadi, aku memikirkannya sepanjang jalan, lalu aku tanya pada Bobi ‘kapan kau mau datang kerumah untuk melamarku?’ lalu dia jawab ‘itu masih sangat lama sayang.. aku tak tahu pastinya kapan’ saat itu juga aku sadar bahwa hubungan ini harus segera diakhiri karena saat itu aku tahu bahwa jalan ini jalan yang salah.. awalnya dia tak mau putus denganku Lin.. tapi kulihat malam ini dengan sekejap dia buat status hubungan dengan adek kelas, secepat itu Lin dia melupakan aku dan menyukai wanita lain! Secepat itu dia mengingkari apa yang pernah dia ucapkan padaku dulu.. aku benci dia Lin, aku menyesal... kenapa aku dulu begitu bodoh mau temakan bujuk rayuannya :’(.. kenapa aku begitu bodoh mau percaya padanya! :’( .. makasi Lin kau sudah mengingatkanku.. dan maukah kau memaafkan aku Lin?” ucapnya padaku dengan nada penyesalan..

“tentu Er.. tanpa kau mengucapkan maaf padakupun aku sudah memaafkanmu. Pacaran adalah salah satu cara setan untuk menyesatkan kita Er.. karena setan sudah berjanji bahwa dia akan selalu menggoda kita seperti janjinya pada Allah sewaktu dia disuruh tunduk pada nabi Adam..”
“iya Lina ku sayang :) .. aku sungguh beruntung memimiliki sahabat sepertimu.. jangan pernah lelah mengingatkaku yah Lin bila aku melakukan kesalahan lagi?” mintanya padaku.

“InsyaAllah Er..  kau juga jangan takut dan ragu untuk mengingatkanku yah Er, bila aku melakukan kesalahan, karena aku bukan manusia yang sempurna. Kesalahan pasti kulakukan karena dosa dan khilaf tak luput dari dalam diriku, maka dari itu aku membutuhkanmu er.. “ ucapku pada Erna
Setelah percakapan itu sejak itu kulihat berangsur-angsur Erna mulai kembali lagi seperti dulu..

Kita hidup didunia ini memang saling membutuhkan satu sama lain, karena ketika kita dalam masa futur (terpuruk/saat iman kita lagi lemah) datang menghadang, saat itulah kita butuh seseorang untuk menyemangati kita.. maka dari itu kita butuh seorang sahabat untuk selalu mengingatkan kita dan untuk selalu menegur kita bila kita dalam kesalahan, dan ingatlah! ketika sahabatmu datang untuk menasehatimu, bukan karena dia itu ada apa-apa denganmu, tapi karena dia SAYANG PADAMU ^_^  

Bissmillaahirrohmaanirrohiim yaAllah.. semoga kami bisa istiqamah dengan ini semua, karena taat padamu adalah proses, dan untuk menuju proses itu ada banyak batu yang harus kami lalui.. bantu kami untuk tetap berjalan yaAllah, meski jalan yang kami lewati kadang tak mulus dan bahkan berduri, meski kadang darah menjadi pengorbanannya tapi aku tak takut yaAllah (insyaAllah) karena aku tahu Kau kan selalu ada untu kami :) 

By : ukhtii Kelincii ^_^