Saat
tidur ocii bermimpi.. dalam mimpinya dia melihat sebagian tubuhnya menangis..
lalu dia pun bertanya.
“Kenapa
kalian menangis?” tanya ocii pada anggota tubuhnya yang menangis
“
kami menangis karena kau tak lagi seperti dulu, Dulu kau sering basuh kami
dengan air wudhu, saat kau dengar suara adzan berkumandang kau langsung
langkahkan kakimu untuk memenuhi panggilanNya, walaupun kadang kau sedang sibuk
dan kadang kau menundanya tapi hatimu sering gelisah untuk segera mengerjakan Sholat,
tapi kini.. kau tak hiraukan suara para muadzin dan sekarang kau tak hiraukan
hatimu yang gelisah bila kau menundanya bahkan kau sering kerjakan sholat
fardhu mu di akhir waktu, atau tak jarang kau meninggalkannya”
“Dulu
sebelum kau pergi mencari ilmu untuk kuliah atau pergi kesekolah, atau sebelum
kau pergi kerja untuk mencari nafkah kau sempatkan tubuhmu untuk melaksanakan
sholat Dhuha... dengan penuh harapan PadaNya agar rezeki yang kau dapat bisa
mendapatkan Ridho dan Rahmat dari Nya.. tapi sekarang seolah waktu adalah uang
bagimu bukan lagi ‘waktu adalah ibadah untukmu’ kau habiskan pagimu untuk
menyelesaikan urusan duniawi.. kau biarkan semuanya berlalu”
“Dulu
saat tidur walau kadang matamu sering mengantuk, kau buka dia, kau gerakkan
anggota tubuhmu untuk melaksanakan sholat Lail, walau kau merasakan letih di
tulangmu, tapi itu tak mengapa bagimu.. kau suka saat merasakan nikmatnya
berduaan saja dengan Robbi.. tapi kini kegiatan sehari-hari menjadi alasan
bagimu untuk tak lagi melaksanakannya, dan kau mulai berfikir ‘hanya Sunnah tak
mengapa bila tak dikerjakan!’ bukan lagi ‘sayang bila 1malam dilewatkan tanpa
bersamaNya, begitu sayang karena malam besok belum tentu aku bisa berduaan lagi
dengan Nya..”
“Dulu
hampir setiap hari kau melewatkan sebagian waktumu untuk membuka Al-Qur’an dan
kau gunakan lisanmu untuk membacanya walau hanya 1 atau 2 ayat, walau masih
harus terbata-bata dan banyak belajar, tapi itu tak membuat semangatmu hilang
kau tetap mau belajar.. belajar.. dan belajar.. seolah tak ada kata jenuh dalam
dirimu karena hatimu selalu berkata ‘aku menemukan ketenangan setelah
membacanya’ tapi kini jangankan untuk membacanya untuk menyentuhnyapun kau tak
mau... apa yang kau fikirkan dengan akalmu itu? Apakah dengan menghabiskan
waktumu hanya 3 sampai 5 menit untuk membacanya kau kehilangan sesuatu yang
berharga? Apakah sesuatu yang berharga itu? Seberharga apakah itu?.. tidak kah
kau dengarkan kata hatimu saat dia berkata bahwa dia tak suka saat kau mulai
meninggalkan bacaan Qur’anmu..”
“Dulu
kau sangat suka puasa sunnah.. walau hanya puasa sunnah senin-kamis, tapi kau
suka saat membiarkan anggota tubuhmu istirahat bekerja.. karena puasa adalah
zakat bagi tubuhmu.. tapi kini.. jangankan untuk berpuasa sunnah, niat untuk
melaksanakannyapun tak ada.. dimana niat itu dulu? Niat yang mengharapkan
kasih-sayangNya..”
“Dulu
kau rajin berdzikir padaNya setelah sholat.. berharap dengan memujiNya
kasih-sayangNya makin bisa bertambah.. bertambah.. dan bertambah..tapi kini
stelah usai sholat kau mulai menyibukkan diri dengan hpmu.. dengan facebookmu..
dengan impian-impianmu yang padahal kau tahu tanpa kehendak dariNya, tanpa izin
dari Nya kau takkan bisa mewujudkan impian-impian itu...”
“Dulu
seusai sholat kau mau berdoa padaNya memohon dan meminta padaNya.. keyakinanmu
pada padaNya sangat banyak.. Tapi kini seolah kau tak butuh Dia, seolah kau
sudah punya segalnya sehingga bermunajat padaNyapun kau enggan.. padahal hanya
Dialah tempat kau meminta jika tidak padaNya jadi pada siapa lagi?.. karena
hanya Dia yang Maha Segalanya”
“kami
menangis... menangis karena kami tak lagi dilaksanakan untuk hal yang
seharusnya..
kami
menangis.. menangis karena kami banyak disia-siakan untuk yang tak ada
manfaatnya..
kami
menangis.. menangis karena kami sering disalah gunakan oleh tuannya”
“wahaii
Tuan yang memiliki anggota tubuh ini kembali lah seperti dulu lagi!
Tidak kah kau sadar bahwa hidayah itu MAHAL?
Karena tidak setiap orang bisa memilikinya ..
tahap
demi tahap.. proses demi proses.. berubahlah
Dan
gunakanlah kami untuk hal yang seharusnya bukan untuk zina dan maksiat!!”
By :: Ukhtii Kelincii
No comments:
Post a Comment