Tuesday 31 July 2012

Sahabatku Sayang Aku Merindukanmu




“Lina mana Erna?” tanya mbak Rahmi murobbi (tutor)ku saat kami lagi liqo’(ta’liman) seperti biasa setiap hari minggunya.  “gak tahu mbak, gak ada kabar” jawabku dengan nada melas.

Erna adalah sahabatku, sejak duduk diSMP kami sudah berteman, saat masuk SMA kami juga masuk sekolah yang sama kebetulan kami satu kelas dan satu bangku, bisa dibayangkan betapa dekatnya kami, kemana-mana bareng, kekantin bareng, dan pulang sekolahpun bareng karena rumah kami satu RT, jarak antara rumah kamipun hanya selang 5 rumah saja. Dulu waktu pertama-tama masuk sekolah kami sepakat untuk masuk eskul rohis, setiap minggunya kami sangat bersemangat mengikuti liqo’ (ta’liman) karena materi dari mbak Rahmi sangat menggugah dan kadang ‘kena’ banget di diri kami. 

Sorenya habis dari ta’liman dirumah mbak Rahmi akupun pulang, aku pulang lewat rumah Erna, baru beberapa selang langkah saja aku lewat sana ku dengar ada suara motordi belakangku, dan ada suara perempuan dan laki-laki yang sedang tertawa riang. Lalu akupun menoleh kebelakang untuk melihat siapa itu, dan sekaligus membunuh rasa penasaranku, betapa terkejutnya aku ternyata wanita itu adlah Erna dan laki-laki yang memboncenginya adalah Bobi (teman rohisku disekolah).

Kupandangi Erna dengan seksama, karena sadar bahwa aku memandanginya iapun terburu-buru turun dari motor dan langsung masuk kerumahnya, lalu Bobipun berlalu dengan motornya. Saat sampai dirumah ketika dikamar akupun bergumam sendiri ‘Dari mana Erna? Kok dia bisa boncengan dengan Bobi? Apa mungkin dari sekolah? Tapi setahuku di sekolah tak ada kegiatan apa-apa, kalaupun toh ada biasanya dia selalu mengajakku? Hmmbb mungkin Erna & Bobi tanpa sengaja bertemu dijalan makanya mereka bisa boncengan.. tapi sepertinya mereka sangat akrab, karena tingkah mereka tadi yang tertawa bersama, tapi sejak kapan mereka akrab? Karena setahuku Bobi hanya teman di Rohis! Dia tidak satu kelas dengan kami. Begitu banyak pertanyaan menumpuk di kepalaku, kuingat-ingat memang akhir-akhir ini Erna sedikit berubah, setiap ku ajak belajar bersama dia tidak mau, bahkan kalau ada kegiatan ta’liman selalu saja ada alasan yang dia utarakannya padaku..

Malamnya dikamar setelah aku mengerjakan PR Fisikaku, saat aku berbaring di ranjangku pertanyaan-pertanyaan tentang Erna masih menghantui benakku.. ‘apa mungkin Bobi dan Erna pacaran?’ ‘ah tidak mungkin!’ akupun langsung menepis prasangka buruk itu, tapi prasangka itu muncul lagi, lagi, dan lagi.. lalu untuk memastikannyapun aku membuka Facebook (karena setahuku Erna sangat suka main Facebook) berulang kali aku menepis prasangka buruk itu karena aku sangat kenal Erna dia tak mungkin pacaran karena dia tahu bahwa pacaran tidak ada kecuali setelah menikah.. ketika ku buka Facebookku, lalu kubuka wall Erna, saat kulihat profilnya ternyata prasangkaku padanyapun benar Erna Berpacaran dengan Bobi.. berulangkali aku memastikan apa mataku yang rabun? Atau ini hanya mimpi? Apa ini hanya dugaan? Apa ini memang kenyataan? Tapi status hubungan mereka memang benar dan kulihat tanggal mereka jadian sudah 1 minggu yang lalu ‘besok disekolah aku akan tanyakan pada Erna apa sebenarnya status dia dengan Bobi?’ tegasku pada diri sendiri. Lalu akupun tidur aku tak sabar menunggu esok hari.. 

Keesokan paginya disekolah aku sudah duduk dibangkuku, kulihat jam setengah 7 ‘biasanya Erna sudah datang duluan’ ucapku dalam hati. Tak lama dari itu Ernapun datang, kupandangi dia sambil senyum dan diapun mebalas senyumanku “er.. ada yang ingin kutanyakan?” ucapku padanya tanpa berbasa-basi lagi

“iya.. tanya apa?” jawabnya sambil duduk disampingku

“kamu ada hubungan apa dengan Bobi?” tanyaku padanya dengan nada pelan.

“kami pacaran Lin.. maaf yaah gak ngasih tahu kamu duluan karena waktu nerimanya kemarin sebenarnya aku masih bimbang” ucap erna sambil senyum polos dihadapanku

‘kok bisa? Kok bisa Erna yang dulu sering jengkel bila melihat ada orang pacaran, yang dulu merasa risih bila melihat ada orang yang bermesraan didepan kami, kini dengan entengnya dia mengatakan bahwa dia juga pacaran’ gumamku dalam hati.. aku tak berkata apa-apa, aku hanya diam, dan Ernapun diam sepertinya dia bisa menangkap wajah kekecewaanku padanya saat itu.  Suasana kami hening, saat itu aku memberanikan diri untuk bertanya

“Er.. kok kamu bisa pacaran dengan Bobi?” tanyaku memecahkan keheningan

“jangan fikir negatif dulu Lin tentang Bobi, dia itu anak yang baik kok, dia tak jahat denganku, dia perhatian, bahkan dia sering menasehatiku.. dia juga anak yang lucu.. karena setiap kali bersamanya ada-ada saja tingkah konyol nya yang bisa membuat aku tersenyum.. aku nyaman bersamanya Lin” jawab erna padaku, rasanya tak sanggup aku mendengarnya ‘kenapa Erna yang kukenal dulu kini telah berubah? Dia yang dulu sering menasehatiku tentang shalat Dhuha, yang dulu cerita padaku tentang dahsyatnya shalat Lail, yang dulu matanya selalu berbinar-binar bila setiap kali dia cerita tentang kisah-kisah istri Rasulullah SAW, Dia selalu mengucapkan padaku bahwa dia sangat mengagumi sosok Aisyah R.a (Istri Rasulullah SAW), bahwa dia juga sangat takjub dengan cerita Asyiah (istri Fir’aun) yang bisa istiqamah walau dihantam dengan berbagai cobaan, kenapa dirimu yang dulu hilang Er..? apa yang membuat kau berpaling dari Allah?’ tanyaku dalam hati. Sejak percakapan itu sikap kami berdua menjadi sangat canggung.

Dari hari kehari ku lihat Erna semakin jauh dari sosoknya yang dulu, dia semakin jauh berubah.. dulu sebelum pulang sekolah dia tak pernah meninggalkan shalat dzuhur di sekolah, tapi kini ketika bell pulang berbunyi dia langsung pulang bersama Bobi karena Bobi selalu menunggunya...dan bahkan dia tak pernah ikut liqo’ (ta’liman lagi) setiap kali kuajak, dia bilang dia selalu ada pekerjaan.

Aku tak tahan melihat itu semua! Hari ini kuberanikan diri untuk mencoba menegurnya karena aku sayang padanya.. yah karena aku sangat sayang padanya, aku tak ingin dia semakin tersesat, aku tak ingin dia makin terbelenggu oleh nafsunya, terlebih lagi karena aku tak ingin kehilangannya karena aku merindukannya.. aku rindu dulu saat kami sering pergi bersama untuk ta’liman, aku rindu dulu saat semangatnya membara bila memberikan tausiyah pada kami di liqo’, aku rindu dia dulu saat-saat kami bisa saling menasehati satu sama lain.

“Er.. kenapa sejak kau pacaran dengan Bobi kau berubah?” tanyaku padanya saat bell pulang berbunyi dan saat itu aku hanya berdua saja dengannya dikleas.. “berubah?” tanya balik erna padaku

“ iya Er.. kamu sadar gak? Kamu sudah jauhberubah! Kau tak pernah lagi ikut majelis ta’lim, setiap kuajak belajar bersamapun kau selalu tak bisa, kau selalu meninggalkan shalat dhuha, kau tak ingat faedah tentang shalat dhuha Er? dan ironisnya sekarang jilbabmu yang kau kenakan pun semakin tipis! kau berubah sejak pacaran dengan Bobi! Kau tahu kan Er, kalau pacaran itu adanya setelah menikah?” jelasku padanya lagi

“Bobi selalu mengucapkan padaku bahwa dia mencintaiku karena Allah Lin! Tolonglah jangan salahkan dia!” jawab Erna sambil membentakku nadanya terdengar jelas bahwa dia membela Bobi

“Er.. laki-laki yang mencintai karena Allah dia tidak akan berani mengajak kita untuk pacaran dan berbuat maksiat! Laki-laki yang mencintai karena Allah dia akan senantiasa menjaga sikapnya agar dia tidak menggoyahkan iman kita pada Allah, laki-laki yang mencintai karena Allah dia tidak akan berani memboncengi kita sebelum kita halal baginya! Apakah Bobi seperti itu Er? Kalau dia sayang padamu, maka kenapa dia malah mau menjerumusimu keneraka? .. er aku adalah sahabatmu.. aku sayang padamu.. tidakkah kau rindu padaku Er? aku rindu padamu Er.. sejak kau pacaran dengan Bobi aku kehilangan sosok dirimu, sosok sahabatku yang dulu.. maafkan aku Er, bila aku harus mengatakan ini, aku hanya tak ingin kau makin tersesat dengan laki-laki yang bersembunyi dibalik kata-kata ‘aku mencintaimu karena Allah!’ karena laki-laki yang mencintai karena Allah mereka tak akan berani mengikat kita dengan ikatan yang haram tapi mereka akan datang kerumah kita dengan membawa orang tuanya untuk menikahi kita bukan malah sebaliknya” ucapku panjang lebar pada Erna.

Kulihat raut wajah Erna marah padaku “kau tak pernah pacaran Lin! Jadi kau tak tahu rasanya!” ucapnya sambil berlalu pergi meninggalkanku. Ada rasa sedikit menyesal dalam diriku karena ucapanku ‘tapi aku hanya ingin kau kembali Er..’ gumamku dalam hati.

Malamnya sungguh terkejutnya aku karena Erna menelfonku, ku dengar Erna menangis “ada apa Er? kok kamu nangis?” tanyaku pada Erna setelah mengucapkan salam padanya.

“maafkan sikapku padamu tadi siang Li.. lin alhamdulillah Bobi sudah kuputuskan, sejak ucapanmu padaku tadi, aku memikirkannya sepanjang jalan, lalu aku tanya pada Bobi ‘kapan kau mau datang kerumah untuk melamarku?’ lalu dia jawab ‘itu masih sangat lama sayang.. aku tak tahu pastinya kapan’ saat itu juga aku sadar bahwa hubungan ini harus segera diakhiri karena saat itu aku tahu bahwa jalan ini jalan yang salah.. awalnya dia tak mau putus denganku Lin.. tapi kulihat malam ini dengan sekejap dia buat status hubungan dengan adek kelas, secepat itu Lin dia melupakan aku dan menyukai wanita lain! Secepat itu dia mengingkari apa yang pernah dia ucapkan padaku dulu.. aku benci dia Lin, aku menyesal... kenapa aku dulu begitu bodoh mau temakan bujuk rayuannya :’(.. kenapa aku begitu bodoh mau percaya padanya! :’( .. makasi Lin kau sudah mengingatkanku.. dan maukah kau memaafkan aku Lin?” ucapnya padaku dengan nada penyesalan..

“tentu Er.. tanpa kau mengucapkan maaf padakupun aku sudah memaafkanmu. Pacaran adalah salah satu cara setan untuk menyesatkan kita Er.. karena setan sudah berjanji bahwa dia akan selalu menggoda kita seperti janjinya pada Allah sewaktu dia disuruh tunduk pada nabi Adam..”
“iya Lina ku sayang :) .. aku sungguh beruntung memimiliki sahabat sepertimu.. jangan pernah lelah mengingatkaku yah Lin bila aku melakukan kesalahan lagi?” mintanya padaku.

“InsyaAllah Er..  kau juga jangan takut dan ragu untuk mengingatkanku yah Er, bila aku melakukan kesalahan, karena aku bukan manusia yang sempurna. Kesalahan pasti kulakukan karena dosa dan khilaf tak luput dari dalam diriku, maka dari itu aku membutuhkanmu er.. “ ucapku pada Erna
Setelah percakapan itu sejak itu kulihat berangsur-angsur Erna mulai kembali lagi seperti dulu..

Kita hidup didunia ini memang saling membutuhkan satu sama lain, karena ketika kita dalam masa futur (terpuruk/saat iman kita lagi lemah) datang menghadang, saat itulah kita butuh seseorang untuk menyemangati kita.. maka dari itu kita butuh seorang sahabat untuk selalu mengingatkan kita dan untuk selalu menegur kita bila kita dalam kesalahan, dan ingatlah! ketika sahabatmu datang untuk menasehatimu, bukan karena dia itu ada apa-apa denganmu, tapi karena dia SAYANG PADAMU ^_^  

Bissmillaahirrohmaanirrohiim yaAllah.. semoga kami bisa istiqamah dengan ini semua, karena taat padamu adalah proses, dan untuk menuju proses itu ada banyak batu yang harus kami lalui.. bantu kami untuk tetap berjalan yaAllah, meski jalan yang kami lewati kadang tak mulus dan bahkan berduri, meski kadang darah menjadi pengorbanannya tapi aku tak takut yaAllah (insyaAllah) karena aku tahu Kau kan selalu ada untu kami :) 

By : ukhtii Kelincii ^_^

No comments: